Cui Wanzhi adalah milyader dengan bisnis baju tradisional (choengsam) yang menjadi the best product nomor satu di Internet, namun ternyata dia memiliki kisah hidup yang berat dan bisa menjadi motivasi bagi kita.
Kisah ini diceritakan oleh Cui Wanzhi pada acara talk show di salah satu stasiun televisi di China, penonton terlihat haru, sedih dan kagum dengannya.
Foto Cui Wanzhi :
sumber/source: bjreview.com
berikut kisah inspiratif-nya :
Cui Wanzhi adalah anak dari petani di sebuah keluarga kecil di dusun yang terpencil.
Dia dilahirkan kaki terlebih dahulu sehingga kepalanya tersangkut, ketika berhasil keluar dari rahim dalam kondisi sudah tidak bernafas lagi. Kemudian dokter mengangkatnya dalam posisi terbalik dan mengguncang-guncangnya selama berjam-jam lamanya untuk memancing detak jantungnya, hingga akhirnya dia bisa bernafas, menangis perlahan dan akhirnya selamat.
Akibat kejadian itu, dia tumbuh dengan keterbelakangan fisik yang menjadikannya sering dihina dan direndahkan orang lain.
Ketika masuk SD pada usia 9 tahun, dia harus melewati parit yang bagi teman-temannya mudah untuk dilompatinya. Namun tidak bagi dirinya, si kecil Cui harus merangkak turun ke bawah parit dan kemudian naik lagi untuk menyeberangi sisi lain dari parit tersebut. Hal ini dilakukannya sesekali karena tidak mau orang tuanya selalu menggendongnya untuk pergi dan pulang sekolah.
Kemudian, dia berhasil lulus SMP dengan nilai tertinggi di kampungnya yang membuatnya seharusnya mudah untuk diterima di SMA. Namun apa mau dikata, ketika dia sudah lulus tes masuk SMA dan membayar biaya administrasinya ternyata kepala sekolah SMA tersebut membatalkannya karena kondisinya yang cacat seraya berkata "walaupun engkau lulus dengan nilai yang memuaskan namun tidak ada sekolahan yang mau menerimamu di sekolah tersebut". Orang tua Cui sampai bersujud di gerbang sekolah hingga dua jam lamanya agar anaknya diizinkan bersekolah disana, namun tetap tidak diterima. Cui menangis dan berkata "kenapa saya seperti ini, kenapa hidup ini tidak adil" "kenapa?". Akhirnya orang tuanya memegang wajah dan kedua tangannya seraya berkata "jangan tanya kenapa, menyalahkan tidak ada gunanya, apakah kamu masih ingin sekolah?". Dia menjawab "saya mau". Kemudian ayahnya mengajaknya pulang dan berkata "semuanya tergantung dirimu sendiri".
Akhirnya dia berhasil diterima di sekolah lain hingga tamat dan kemudian Cui berhasil masuk kuliah di universitas yang jauh dari tempat tinggalnya karena takut tidak diterima di universitas yang ada di dekat tempat tinggalnya.
Setelah lulus kuliah, dia berusaha melamar pekerjaan sebagaimana lulusan yang lain. Namun ratusan lamarannya di tolak dan tidak ada perusahaan yang mau menerimanya. Akhirnya dia memutuskan untuk mencoba membuka usaha sendiri.
Usahanya yaitu berdagang, jualan buku dan jualan kartu. hidup dengan berhemat sampai makan hanya duahari sekali. Pola hidup seperti ini dijalaninya hingga enam bulan lamanya hingga dia bisa membuat toko buku sendiri, kemudian buka toko video, toko kelontong dan warnet. Namun usahanya tersebut banyak menuai kendala, toko bukunya dibakar orang, toko kelontongnya dicuri, dan warnetnya dibongkar berkali-kali.
Kemudian, Cai mencoba membuka tokonya melalui internet hingga seluruh tabungannya habis, namun usahanya mengalami kebangkrutan lagi, akhirnya dia meminjam uang untuk memulai usaha baru yaitu e-dagang.
Semua perjuangan dan kegagalannya berkali-kali pada akhirnya berujung pada kesuksesannya kini dengan bisnis baju tradisional (cheongsam) dan menjadikannya terkenal di internet. Kini dia menjadi seorang pengusaha, motivator dan penulis buku terkenal. pesan hidupnya : "tidak ada gunanya menyalahkan orang lain, semua tergantung dirimu sendiri".
contoh produk baju choengsam :
sumber/source: edithTao.com
Pada akhir video, dia berpesan :
"dunia adalah cermin", maksudnya adalah mencerminkan kepribadian seseorang. Pilihlah hatimu akan menjadi seperti apa? Barangsiapa memilih "menyalahkan" maka hatinya akan diliputi kekecewaan dan penderitaan. Dan barangsiapa memilih "bersyukur", maka dunianya akan penuh dengan sinar mentari, harapan dan CINTA.
Semoga kisah ini menjadi motivasi bagi kita semua, untuk selalu berjuang dengan rasa "cinta" dan selalu bersyukur".
Video Inspirasi Cui Wanzhi :
Foto Cui Wanzhi :
sumber/source: hbcjr.org.cn
sumber/source: maijia.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar